Jumat, 06 April 2012

Duty Free di Bandara Ngurah Rai

General Manager Bandara Ngurah Rai, Purwanto, didampingi Kepala Humas PT Angkasa Pura I Merpin Butar-butar, sedng memperhatikan sejumlah konter di Duty Free.(aw).

      Menyusuri terminal keberangkatan internasional Bandara Ngurah Rai, Bali, terasa begitu nikmat. Sepanjang koridor berjejer toko-toko duty free menjajakan produk dunia. Penataan begitu apik ditingkahi gemerlap lampu menyihir pengunjung merasa seperti tidak sedang berada di bandara di Indonesia.
      Kalau saja tidak ada sentuhan nuansa Bali di interior, maka pengunjung seperti berada di Bandara Changi atau Dubai. Dari minuman, rokok, jam, tas hingga pakaian berkualitas nomor satu dijajakan. Konsumen disapa begitu ramah oleh pramuniaga, yang sebagian di antaranya mengenakan pakaian khas Pulau Dewata.
    Konsumen tidak perlu ragu sedikitpun terhadap orisinalitas barang-barang yang dijajakan. "Sudah merupakan perjanjian dalam kontrak bahwa produk yang dijajakan harus original. Tidak boleh palsu, kelas satu, kelas dua atau kelas lainnya," tegas General Manager Bandara Ngurah Rai, Purwanto.
      Untuk menjamin bahwa pruduk dijual merupakan produk asli dari produsennya, maka pihak pengelola bandara secara berkala mengadakan inspeksi mendadak. "Apalagi bila ada laporan atau dugaan, maka kami langsung bergerak untuk memeriksa. Berbagai dokumen, termasuk sertifikat produk, kami periksa. Di-cross check dengan barangnya. Tetapi sampai sejauh ini, tidak ditemukan produk tidak original," ungkap Purwantodidampingi Kepala Humas PT Angkasa Pura I Merpin Butar-butar.
     Geliat bisnis duty free ini, dia mengungkapkan ternyata terus menunjukkan pertumbuhan bagus. Produk-produk berharga jutaan hingga ratusan juta rupiah cepat laku. Orang-oprang kaya, terutama turis asing, tak berpikir dua kali untuk membeli begitu melihat barang.  "Omset mereka sangat besar. Pendapatan kami dari sewa ruangan juga besar. Salah satu pendapatan terbesar bandara ya dari duty free ini," jelasnya. 
      Karena itu, dia menuturkan pengelola bandara akan terus mengembangkan area duty free ini. Sejumlah ruangan yang kurang optimal dalam memberikan kontribusi pendapatan bagi perusahaan, kontan diubah untuk lahan duty free. 
                                                                                                         (agus wahyudin).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar