Senin, 26 Maret 2012

Tunjukkan kepada Dunia, Nikmat & Indahnya Berunjukrasa


       Selasa, 27 Maret 2012, ini Jakarta dan kota-kota lainnya dilanda aksi demo menolak kenaikan harga BBM. Sebagian rakyat menyuarakan potensi hidup bakal semakin berat akibat efek berganda dari kenaikan bahan bakar minyak.

        Mahasiswa, buruh dan kader partai politik berakumulasi jadi satu untuk mendesak  pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan harga BBM mulai 1 April 2012. Mereka yakin rencana itu bukan April Mop atau April Fools' Day.
       Satu hal yang menjadi kekhawatiran besar adalah demo atau unjukrasa itu berubah  menjadi anarki. Huru-hara.  Tak perlu direncanakan, emosi bisa meletus apabila sekumpulan orang bertemu. Seperti rumput kering yang mudah terbakar.
        Bangsa ini pernah trauma dengan peristiwa kerusuhan tahun 1998. Terjadi penjarahan pembakaran properti milik rakyat, penghinaan terhadap martabat kemanusiaan, sekaligus memunculkan begitu banyak korban jiwa. Parahnya kejadian itu juga menjadi semacam edukasi buat anak-anak saat itu yang kini menjadi besar atau dewasa. Sebagian dari mereka terdidik  untuk mudah meluapkan emosi plus berbuat anarkis.
CONTOH BAGUS
         Sejarah kelam itu tidak boleh terulang. Bangsa ini mesti lebih cerdas untuk belajar  dari pengalaman masa lalu. Demo hari ini justru menjadi momentum bagi rakyat untuk menunjukkan kepada penguasa juga dunia bahwa menyalurkan aspirasi itu nikmat karena terselenggara dengan damai namun efektif. Tidak ada pelabuhan, bandara atau fasilitas umum yang dibloklade.
          Penguasa juga bisa memberi contoh kepada dunia bahwa the rulling class di Indonesia amat  aspiratif. Tidak seperti penguasa otoritarian di belahan bumi sana. Memberi ruang luas untuk bernegosiasi dengan rakyat untuk mencari solusi terbaik bagi bangsa dan negara ini. Mungkin hanya persoalan persentase kenaikan harga yang dibahas.
       Atau bisa juga persentase dikaji linear dengan memangkas sebagian anggaran biaya dalam APBN, termasuk di dalamnya memotong gaji pejabat, serta memangkas gaji dan fasilitas untuk anggota DPR.
         Dapat pula dua skema tadi paralel dengan penindakan tegas dan keras terhadap koruptor. Semua elemen bangsa secepatnya melahirkan undang-undang untuk memberikan hukuman mati kepada koruptor, sekaligus menyita seluruh hartanya dan keluarganya.
         Dengan solusi itu, rasanya demo penolakan BBM tak hanya sekadar nikmat seperti demo masak-memasak, tetapi juga indah karena rakyat tetap bisa tidur nyenyak karena beban mereka tak lagi berat.(agus wahyudin).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar