MENGGEBER produksi tenaga-tenaga ahli dan profesional transportasi menjadi program
berkesinambungan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP SDM) Kementerian Perhubungan
(Kemenhub). Percepatan produksi itu selain bagian dari memasok
kebutuhan di dalam negeri, juga luar negeri.
Kepala BPSDM Kemenhub Capt. Bobby R.
Mamahit mengemukakan saat ini lembaga pendidikan
di bawah BPSDM rata-rata setahun memproduksi 1.000 pelaut, 100 penerbang, 300 teknisi pesawat udara,
100 petugas kontrol lalu lintas udara (ATC), dan 100 SDM transportasi darat.
Karena itu, diprogramkan
produksi tahun 2014 rata-rata setahun 3.000
pelaut, 400 penerbang, 800 teknisi pesawat udara 200 ATC, serta 150 SDM
transportasi darat. Program percepatan melalui pengembangan kapasitas lembaga
pendidikan eksisting dan membangun lembaga pendidikan lain itu masih jauh dari
kebutuhan secara keseluruhan.
Kebutuhan SDM sampai tahun 2014 di dalam
negeri saja di sektor penerbangan sebanyak 7.500 teknisi pesawat udara, 4.000
penerbang dan 1.000 ATC. Sedangkan di sektor pelayaran sebanyak 43.806 Pelaut
(18.774 perwira laut dan 25.032 rating). Untuk kebutuhan SDM dinas perhubungan terlihat dari data
hanya 17,55% (4.363 orang) memiliki
kompetensi dari sekitar 26.000 pegawai.
“Kebutuhan tenaga ahli itu untuk dalam negeri seiringan dengan peningkatan
demand transportasi 2 kali pertumbuhan ekonomi. Dinamika tinggi dalam konteks
transportasi tersebut selain karena adanya pemekaran wilayah dan otonomi
daerah, juga tingginya pertumbuhan ekspansi swasta dalam bisnis transportasi
seiringan dengan dibukanya kesempatan berusaha di bidang transportasi seperti
diamanatkan dalam paket undang-undang sektor transportasi,” jelas Capt. Bobby
R. Mamahit.
KEBUTUHAN DUNIA
Untuk skala internasional, dia
mengemukakan dunia kekurangan 40.000 tenaga teknisi pesawat udara pada tahun
2013, 42.000 SDM di bidang penerbangan pada tahun 2020, 83.900 perwira pelaut
tahun 2012. Besarnya kebutuhan tenaga itu seiring terus meningkatnya armada laut
dan udara dunia, begitu juga pelabuhan dan bandara.
"Pemerintah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan SDM di dalam maupun
luar negeri. Tapi, kami utamakan kebutuhan di dalam negeri melalui peningkatan
kapasitas dan memperbanyak lokasi diklat. Saat ini, kami juga sudah membuka
BP2IP paling modem di Surabaya, Jawa Timur. Kami baru saja mengoperasikan
lembaga diklat di Aceh dan Papua, sehingga lembaga diklat kita tersebar dari
Sabang hingga Merauke," ungkapnya.
Menurut Bobby, BP2IP
Surabaya akan mencetak tenaga pelaut tingkat perwira dan dasar. Lembaga yang
baru saja dioperasikan ini memiliki fasilitas cukup lengkap, di antaranya
simulator untuk kapal tanker, kapal petikemas, dan berbagai kapal
curah, termasuk juga kapal pesiar.
MASKAPAI ASING
Sebagian lulusan lembaga diklat di bawah BPSDM Kementerian Perhubungan
memilih bekerja di maskapai asing. Gaji lebih besar, fasilitas dan berbagai
jaminan kerja memadai di perusahaan transportasi asing menjadi salah satu
pertimbangan utama.
Pada satu sisi, realita itu menjadi
bagian dari wajah atau citra bagus TKI, yang selama ini identik bekerja di
sektor informal. Mereka menyumbangkan devisa teramat besar. Untuk pelaut saja,
setahun memberikan sekitar Rp17 triliun. Bila digabung dengan dengan tenaga
transportasi udara, maka lebih besar lagi devisa yang masuk ke negara.
Namun pada sisi lain, derasnya permintaan dari maskapai kelas dunia
terhadap lulusan diklat di bawah BPSDM Perhubungan berbanding lurus dengan
tingginya minat bekerja di luar negeri, menyebabkan merosotnya pasokan tenaga
andal dan profesional di dalam negeri.
Maskapai nasional kesulitan mendapatkan tenaga lulusan BPSDM, sehingga
mereka berusaha memberikan tawaran menarik untuk menjaring SDM tersebut. Begitu
juga BPSDM mesti bekerja keras memenuhi kebutuhan tenaga instruktur.
“Kami mencoba menghidupkan kembali
ikatan dinas melalui sejumlah program atau memberikan peluang lebih besar untuk
menjadi PNS di Kementerian Perhubungan. Namun upaya ini mesti menghadapi fakta
adanya moratorium penerimaan PNS,” cetusnya.
LEMBAGA PENDIDIKAN
BPSDM Perhubungan memiliki pusat
pengembangan perhubungan darat di STTD
Bekasi, membawahi BP2TD Tegal, BP2TD Bali, dan BP2TD Palembang. Saat ini sedang
dibangun BP2TD Makassar, Kalimantan, Manokwari, Akademi KA, Madiun.
Pusat pengembangan SDM perhubungan
laut di STIP Jakarta, membawahi BP3IP Jakarta, BP2TL Jakarta, BP2IP Tangerang, PIP
Semarang, PIP Makassar, BP2IP Surabaya, BP2IP Barombong, dan BP2IP Sorong.
Sedang dibangun NP2IP NAD, Riau, Sumbar, Sulut, NTB, Kalimantan, Maluku, SMK
Pelayaran Jatim, BP2TL Sulsel dan Bali
Pusat pengembangan SDM perhubungan udara
di STPI Curug, membawahi ATKP Medan, ATKP
Surabaya, ATKP Makassar, BP2Pnb Palembang dan BP2Pnb Jayapura. Sedang dibangun
dan direncanakan UPT Diklat Penerbangan di Papua Barat dan Sumenep, BP2TU
Tangerang, serta SMK Penerbangan Tangerang.
Pusat pengembangan
aparatur perhubungan di Bogor. Rencana dibangun Pusat Pengembangan Karakter
Aparatur Perhubungan, serta UPT Pengembangan Aparatur Perhubungan di Bali dan
Sulsel.(agus wahyudin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar