MENTERI Perhubungan
EE Mangindaan meminta pengerjaan akses transportasi ke Bandara Kuala Namu di
Deli Serdang, Sumatera Utara, bisa diselesaikan sebelum bandara itu
diujicoba akhir tahun ini dan doperasikan penuh awal tahun 2013. Akses tersebut
termasuk kereta api (KA) bandara.
Pembangunan
akses ke bandara pengganti Bandara Polonia, Medan, tersebut, menteri
mengemukakan akan memudahkan pengguna jasa bandara untuk pergi dan pulang ke
Kuala Namu. “Saya meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk bekerja
lebih cepat,” cetus mantan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi itu.
Pembangunan
KA bandara sepanjang 28 kilometer dengan rute Medan – Kuala Namu itu dikerjakan
oleh PT Railink, yang merupakan perusahaan patungan PT KAI dengan PT Angkasa
Pura II, BUMN yang antara lain mengelola Bandara Kuala Namu dan Bandara
Soekarno-Hatta.
Aksesibilitas
ke bandara berupa layanan kereta api, Direktur Teknik Angkasa Pura II Salahuddin
Raffi mengemukakan semakin dibutuhkan mengingatkan prediksi terlambatnya
penyelesaian pembangunan jalan tol ke Bandara Kuala Namu. “Kami mempercayakan
kepada PT Railink untuk membangun dan mengelola KA tersebut,” jelasnya.
Manajemen
PT Railink sendiri menyatakan siap melaksanakan pembangunan dan mengoperasikan
kereta bandara tersebut. “Adalah tugas dan kewajiban kami untuk menjalankan
penugasan pemerintah dan pemegang saham. Kami menjamin kereta bandara siap
dioperasikan sebelum bandara dioperasikan,” ungkap Direktur Utama PT Railink,
Masjraul Hidayat.
Pembangunan
dan pengoperasian jalan KA masuk sampai
ke terminal keberangkatan dan kedatangan di bandara ini merupakan kali pertama di Indonesia. Pembangunan jalurnya
hanya perpanjangan dari jalur kereta api eksisting, dari setasiun terdekat
yaitu Stasiun Araskabu sampai ke terminal bandara sepanjang 4,9 kilometer. Lahan untuk perpanjangan jalur ini sudah
dibebaskan.
CITY
CHECK-IN
Tahapan
pengerjaan proyek dilaksanakan mulai Januari hingga akhir September 2012.
Selain membangun jalur KA Bandara, dibangun sejumlah sarana infrastruktur di
Stasiun Besar Kereta Api Medan. Stasiun KA di Medan itu kelak juga akan
difungsikan sebagai terminal “city check-in” bagi calon penumpang yang ingin
berangkat ke Bandara Kuaa Namu dengan menggunakan jasa angkutan kereta api.
Stasiun KA
Reguler dan Stasiun KA Bandara dipisah, sehingga tidak tercampur antara
penumpang ka Bandara dan KA Raguler. Di stasiun KA Bandara yang disebut City
Air Terminal, akan dilengkapi dengan informasi keberangkatan dan kedatangan pesawat
seperti di Bandara, selain jadwal keberangkatan dan kedatangan KA Bandaranya
sendiri.
Peronnya
akan dibuat steril, jadi yang boleh masuk peron hanya penumpang KA Bandara.
City Air Terminal ini juga dilengkapi dengan Hotel transit dan berbagai
fasilitas bagi pebisnis untuk menggelar pertemuan bisnis. “KA bandara ini untuk
umum, tidak hanya orang yang akan naik pesawat saja yang boleh naik. Siapapun
boleh naik asalkan beli tiket KA bandara,” jelas Masjraul.
Manajemen PT
Railink akan menyediakan 4 Set KRD eksekutif, dengan interior indah dan lega.
Tempat bagasi didesain untuk dapat menampung koper besar. Waktu tempuh Medan – Kuala Namu hanya 28
menit. Bila dibandingkan dengan transportasi jalan raya, waktu tempuh ini lebih
singkat sekitar 40 menit.
Pada tahap
awal akan ada 26 perjalanan KA Bandara setiap hari. Setiap rangkaian terdiri dari
4 (empat) kereta dan didesain untuk 40 tempat duduk per kereta. Jadi 1
rangkaian KRD dapat menampung 160 penumpang.
DRPD GEMBIRA
DRPD GEMBIRA
Terjaminnya
pembangunan dan pengoperasian KA Bandara itu disambut apresiasi Wakil Ketua
DPRD Sumut, Chaidir Ritonga. "Ini menjadi pengobat kekecewaan masyarakat
karena sudah dapat dipastikan bahwa Kuala Namu akan beroperasi tanpa jalur tol
hingga 2013 mendatang. Kereta Api ini memang salah satu moda transportasi yang
memang kita inginkan segera dibangun, agar akses masyarakat lebih terbuka
lagi," cetusnya kepada waspadaonline.
Kehadiran
KA Bandara, lanjut Chaidir, akan membuat masyarakat memiliki pilihan lain dalam
transportasi dari dan ke Kuala Namu kelak. "Karena jarak jauh bila melalui
jalan non tol jelas akan menghabiskan waktu masyarakat. Sementara dengan jadwal
kereta api yang lebih jelas keberangkatannya akan membuat masyarakat mampu
memperkirakan waktu tempuhnya ke dan dari bandara. Ini juga akan membuat
investor semakin tertarik berinvestasi di sekitar Kuala Namu," tegasnya.
Karenanya,
sejumlah warga mengaku penasaran untuk menikmati KA Bandara. “Cem mana rasanya
ya. Ah pasti nikmat. Horas, KA Bandara!,” cetus Kristo Samosir, warga Medan. (agus
wahyudin/email: h.aguswahyudin@gmail.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar