Rabu, 07 Maret 2012

Sa'duddin Doktor Yang Santun

    Belasan tahun lalu, dia hampir pagi datang ke sekolah dengan menumpang mobil jemputan. Duduk di kursi depan di sebelah Pak Uloh. Dia tiba sebelum murid-murid SDIT Thariq Bin Ziyad datang. Menyapa dan memberi salam kepada siswa dan guru yang datang.
Bupati Bekasi Sa'duddin bersama bocah bernama Faturrahman Farid

      Begitu teladan yang diperlihatkan Sa'duddin sebagai pendiri sekaligus kepala sekolah swasta di Kompleks Pondok Hijau Permai, Rawalumbu, Kota Bekasi. Sekolah ini sebelumnya sempat menumpang di satu sekolah di kawasan Bulak Kapal, Bekasi. Namun setelah memiliki modal, sekolah tersebut menetap di Pondok Hijau Permai.
      Sebelum menjabat sebagai kepala sekolah di Thariq Bin Ziyad, Sa'duddin menjabat di posisi yang sama di SDIT Al-Muslim, Kampung Utan, Cibitung, Kabupaten Bekasi. Namun pindah dan mendirikan sekolah sendiri. Posisinya sebagai ketua yayasan, menyebabkan pria itu akhirnya melepaskan jabatan SDIT Thraiq Bin Ziyad kepada Drs. H. Muhamad.
      Setelah menjadi ketua yayasan, sekolah terus berkembang sehingga membuka cabang di kawasan Jatimula, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Tak hanya SDIT, tetapi juga SMPIT dan SMAIT. Bahkan SMAIT dengan sistem boarding school (pondok pesantren) di Cikarang, Bekasi.
       Tangan dingin mengelola yayasan, sekaligus kompeten sebagai pendidik dan luas pemahamannya tentang Islam plus kepribadiannya yang santun dan low profile, menyebabkan Sa'duddin dipercaya masyarakat yang membutuhkan pendidikan berdimensi ilmu pengetahuan, teknologi, sekaligus berakhlaq mulia.
        Sejalan dengan profesi sebagai pendidik, dia menjadi pendiri sekaligus ketua Partai Keadilan. Dari sini, karirnya di dunia politik mulai mengkilat. Duduk di kursi  DPRD Kabupaten Bekasi hingga di DPRD Jawa Barat. Partai Keadilan Sejahtera menunjuknya sebagai calon Bupati Bekasi. Dalam pemilukada, dia bersama Darip terpilih sebagai pemenang.
         Ketika menjadi bupati,  Sa'duddin ternyata tetap egaliter. Dia pernah menyalami dan memeluk seorang hansip saat berkunjung ke kawasan Jatimulya. Begitu juga, dia peduli terhadap nasib orang-orang yang selama ini terkesan terpinggirkan oleh keangkuhan birokrasi.
         Contohnya, saya pernah menantang Sa'duddin untuk membuktikan kepada publik bahwa untuk menjadi kepala sekolah negeri memang tidak perlu menyogok. Ternyata bukan bukti itu saja yang diperlihatkannya, dia juga mengangkat ratusan guru honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Dia bahkan menggratiskan biaya sekolah SD dan SMP negeri. Begitu juga menggratiskan pelayanan kesehatan di puskesmas.
CALONKAN LAGI
       Mungkin karena ingin memparipurnakan pengabdiannya, Sa'duddin kembali mencalonkan diri untuk jabatan kali kedua. Dia menggandeng Jamalulail Yunus. Nasib dua doktor yang juga dalam ilmu agamanya  ini akan ditentukan pada pemilukada 11 Maret 2012.
        Hanya Allah SWT yang tahu siapa tampil sebagai The Winner. Saya tak tahu apakah Sa'duddin diberikan kesempatan lagi untuk menuntaskan pengabdiannya kepada warga Kabupaten Bekasi. Hanya saja saya menuntut dia untuk betul-betul menjalankan amanah bila terpilih lagi. Karena kegagalan menjalankan amanah bukan hanya berisiko di dunia tetapi juga di akhirat kelak.
                                                                                                                   (agus wahyudin).


2 komentar:

  1. Sayang sekali selama masa kepemimpinan beliau, penanganan warung remang2 di bantaran kalimalang tidak tuntas2. Butuh keberanian lebih dari beliau yg pada waktu kurang terlihat.

    BalasHapus
  2. Sayang sekali selama masa kepemimpinan beliau, penanganan warung remang2 di bantaran kalimalang tidak tuntas2. Butuh keberanian lebih dari beliau yg pada waktu kurang terlihat.

    BalasHapus