MENGABDI menjadi guru PNS sudah
dilakoni Ubed Baedowi sejak tahun 1982. Dengan sepenuh hati, pengajar bertitel
sarjana teknik (ST) dan magister management (MM) mentransformasi ilmu dan
pengetahuan kepada anak didik.
Seiringan
dengan perjalanan waktu maka golongan dan pangkatnya meningkat. Karena itu, dia
direkomendasikan untuk menjadi kepala
sekolah. Tuntutan untuk ‘naik kelas’ itu dicoba diperjuangkannya.
Ternyata
perjuangan itu bukan persoalan gampang. Banyak faktor di luar teknis dan
administratif yang menghadang. Walhasil, sejak tahun 1998 mengikuti 10 kali
tes, tak satupun membuahkan hasil. Jabatan kepala sekolah tak diraih. Justru
disalip oleh guru-guru tergolong juniornya.
“Saya
nyaris putus asa. Tetapi saya yakin Allah SWT bersama-sama orang-orang yang
sabar. Karena itu, saya tetap bersabar,” ujar Ubed, Minggu. Kesabarannya itu
tampak dari tetap bergairahnya pria itu mengajar siswa di SMPN 4 Tambun
Selatan, Kabupaten Bekasi.
BERBUAH MANIS
Kesabaran
itu berbuah manis. Setelah mengikuti tes ke-11, dia termasuk kepala sekolah
yang diangkat oleh Bupati Sa’dudin melalui surat keputusan tertanggal 13 Maret
2011. Dia menjadi kepala SMPN 1 Atap Cabangbungin,
Jl. Pulo Gandang, Desa Sindangsari., Kecamatan Cabangbungin.
“Saya
bersyukur kepada ALLAH Swt. Saya juga amat berterimakasih kepada Pak Bupati,
yang telah mengangkat saya. Saya menjadi kepala sekolah tanpa mengeluarkan uang
sepeserpun. Tak ada uang sogok. Di era Pak Sa’dudin menjadi bupati, kebenaran
untuk orang kecil seperti saya bisa terwujud,” cetusnya.
Dia berharap Sa’dudin dapat melanjutkan
perjuangan membela rakyat kecil. “Biar paripurna perjuangannya. Kami mendoakan
semoga Allah Swt menjaga dan melindungi Pak Bupati Pak Sa’dudin,” ujarnya.(agus
wahyudin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar