Selasa, 13 Maret 2012

Bandara Baru Di Kuala Namu Terus Melaju




MANAJEMEN PT Angkasa Pura (PAP) II tancap gas kencang untuk menuntaskan proyek Bandara Kuala Namu di atas lahan seluas 1.365 hektar di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Seluruh pekerjaan yang menjadi tugas BUMN pengelola bandara itu terus melaju dan bisa final sebelum tahun 2012 berakhir.
Karenanya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan mengapresiasi kerja keras Ditjen Perhubungan Udara dan PAP II dalam penyelesaian proyek yang menelan biaya sekitar Rp5 triliun tersebut. “Kami berharap pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu,” tuturnya didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bhakti S Gumay dan Direktur Utama PAP II, Tri S Sunoko, saat meninjau proyek bandara tersebut.
Pekerjaan yang telah diselesaikan,  Kepala Project Implementation Unit (PIU) Bandara Kuala Namu Joko Waskito mengutarakan berupa pembangunan terminal penumpang, terminal kargo, peralatan mekanikal eletrikal, lokasi parkir kendaraan, bangunan penunjang bandara seperti gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PK-PPK), dan jalan di areal bandara.  
“Kami tinggal menyelesaikan interior di dalam terminal penumpang, stasiun kereta di terminal, serta peralatan elektronika di terminal. Akhir tahun ini bisa diselesaikan seluruhnya. Direksi dan komisaris PAP II, juga Ditjen Perhubungan Udara concern dan terus memonitor dalam hal penyelesaiannya,” jelas Joko didampingi petugas Humas PAP II Yudis Setiawan dan Dedi Supriyatna, Minggu (11/3/2012).
Untuk pasokan listrik, dia menjelaskan bahwa kebutuhan Kuala Namu sekitar 23 MW akan dipenuhi oleh pihak PLN. “PLN sudah menyatakan sanggup karena sudah ada sumber energi baru 400 MW. Jadi Bandara Kuala Namu hanya menyediakan cadangan jika terjadi pemadaman listrik suatu waktu. Tidak perlu bangun pembangkit sendiri,” jelasnya di lokasi proyek.
Selain itu, dia mengutarakan sudah diselesaikan pembangunan taxiway, appron dan peralatan navigasi di bandara pengganti Bandara Polonia, Medan, itu. “Tinggal pembangunan landasan pacu (runway) masing-masing sepanjang 3.750 meter, sehingga bisa didarati pesawat gede semacam Airbus A380 atau Super Jumbo,” jelasnya.
Pembangunan runway itu tahun ini bisa kelar. “Sehingga bisa saja akhir tahun ini bandara shadow operation untuk melayani 360 pergerakan pesawat setiap hari, 8 juta penumpang per tahun dan 65 ribu ton kargo per tahun. Untuk beroperasi penuh, bandara membutuhkan infrastruktur lainnya seperti akses jalan menuju bandara,” ungkapnya.
Selain pembangunan infrastruktur bandara, dia mengutarakan pihaknya juga menyelesaikan pemindahan 34 keluarga yang  mendiami bekas rumah dinas milik PT Perkebunan Nusantara II di areal bandara. Dengan pemberian kerokhiman berupa uang pindah, warga bersedia pergi dari lokasi tersebut.
  AKSES JALAN                
Menyangkut akses jalan, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho mengungkapkan pembangunan jalan akses menuju dan ke bandara, mulai dari Simpang Kayu Putih Tanjung Morawa menuju ke lokasi bandara sepanjang sekitar 15 km, sebagian besar hampir selesai pembangunannya.
Untuk tahap awal, Kementerian Pekerjaan Umum menyelesaikan dua lajur dari empat lajur jalan yang direncakanan dari dan menuju ke bandara. Namun di beberapa titik, proses pengerjaan masih terputus antara lain pada jalan nasional sepanjang 3,5 km yang masih dalam proses pembebasan oleh Pemkab Deli Serdang.
Menurutnya, 129 warga yang menempati lahan eks-HGU pada rencana jalan arteri sepanjang 3,5 km tersebut sudah sepakat, dan tinggal menunggu proses pembayaran dari dana APBD Sumut tahun 2012.  Sedangkan pembangunan fly over pada km 13,5-14,5 sudah proses tender, sehingga bulan  ini proses pembangunan konstruksi akan dimulai.
Mengenai akses road tol, belum ada kesepahaman antara Pemprov dengan PT Lonsum dan PT Sucofindo yang mematok harga tidak realistis untuk ganti rugi lahan yang mereka kuasai untuk kebutuhan jalan tol menuju Bandara Kuala Namu.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional I Medan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PU, Wijaya Seta, mengungkapkan, kontrak untuk pembangunan jalan tol Medan menuju Bandara Kuala Namu senilai Rp1,3 triliun sudah diteken. Dana tersebut bersumber dari loan (pinjaman) China. "Kontraktornya juga dari China join dengan BUMN yaitu PT Hutama Karya (Persero)," kata Wijaya.
Pekerjaan pembangunan jalan tol untuk mendukung operasional Bandara Kuala Namu, kata Wijaya, dilakukan secara multi years, yang memakan waktu 900 hari atau sekitar 2,5 tahun.
Menurut Wijaya, yang menjadi masalah untuk membangun jalan tol adalah pembebasan lahan. Sebab, hingga kini, lahan yang sudah dibebaskan baru mencapai sekitar 37% atau sekitar 73,23 ha dari total kebutuhan seluas 197,94 ha.
KERETA API
Secara terpisah, Direktur Utama PT Railink Masjraul Hidayat menegaskan kereta Bandara Kuala Namu bisa dioperasikan paralel dengan penyelesaian bandara. Perusahaan patungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Angkasa Pura II itu sedang mengerjakan pembangunan terminal citi check in di Stasiun KA Medan dan pembangunan jalan kereta dari Stasiun Araskabu ke bandara.
“Sebagai perusahaan yang ditugaskan untuk menyediakan layanan kereta bandara, kami juga menyiapkan kereta khusus bandara. Proses tender pengadaan kereta sedang berjalan,” jelasnya.(agus wahyudin).

Usulkan dari Adam Malik 
hingga Sisingamangaraja
                
Dalam drama melankolis Romeo dan Juliet,  William Shakespeare menuliskan kutipan: ‘Apalah arti sebuah nama? Meskipun kita menyebut mawardengan nama lain, baunya akan tetap harum.
Tetapi nama untuk sebuah bandara teramat penting. Selain menyangkut urusan identitas, juga bertalian dengan urusan administratif, dan mesti terdaftar di ICAO dan IATA sehingga mendapatkan kode.
Kode bandar udara IATA (nama resmi: IATA location identifier) adalah kode yang terdiri dari tiga huruf yang digunakan untuk menandai bandara di seluruh dunia. Kode-kode ini disusun dan diatur oleh IATA (Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) dan diterbitkan tiga kali dalam setahun dalam Direktori Pengkodean Maskapai Penerbangan IATA.
Tidak semua dari kode-kode bandar udara (bandara) IATA ini masing-masing digunakan hanya untuk satu bandar udara. Sebanyak 323 dari 17.576 kode yang digunakan oleh lebih dari satu bandara.
MASIH SEMENTARA
Karenanya, sebelum dioperasikan Bandara Kuala Namu mesti punya nama resmi. “Nama Kuala Namu memang masih sementara. Kami masih menunggu finalisasi proses penentuan nama di level Pemda Sumatera Utara,” jelas Direktur Utama PT Angkasa Pura II Tri Sunoko kepada Harian Terbit, Rabu (14/3/2012).
Setelah satu nama didapat maka proses selanjutnya berupa penerbitan SK Menteri Perhubungan. Setelah itu, didaftarkan ke ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) dan IATA.
Anggota DPRD Sumut, Brilian Muktar berpendapat pemberian nama yang tepat untuk bandara perlu ditentukan melalui sebuah diskusi formal, sehingga pengabadian nama yang ditetapkan sesuai hasil kajian dan pertimbangan nilai historikal lainnya.
Selain nama Kuala Namu, sudah terdapat empat nama tokoh daerah dan nasional, yang diusulkan yakni mantan Gubernur Sumut H Tengku Rizal Nurdin, Sisingamaharaja,  Adam Malik, serta Sultan Sulaiman.
Berkas surat dukungan dari elemen masyarakat terhadap masing-masing nama tokoh yang akan ditetapkan menjadi nama bandara tersebut juga sudah diterima oleh pelaksana tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho di Medan baru-baru ini. (agus wahyudin).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar