Minggu, 04 Maret 2012

Horas KA Bandara Kuala Namu!


MENTERI Perhubungan EE Mangindaan meminta pengerjaan akses transportasi ke Bandara Kuala Namu di Deli Serdang,  Sumatera Utara, bisa diselesaikan sebelum bandara itu diujicoba akhir tahun ini dan doperasikan penuh awal tahun 2013. Akses tersebut termasuk kereta api (KA) bandara.
Pembangunan akses ke bandara pengganti Bandara Polonia, Medan, tersebut, menteri mengemukakan akan memudahkan pengguna jasa bandara untuk pergi dan pulang ke Kuala Namu. “Saya meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk bekerja lebih cepat,” cetus mantan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi itu.

Pembangunan KA bandara sepanjang 28 kilometer dengan rute Medan – Kuala Namu itu dikerjakan oleh PT Railink, yang merupakan perusahaan patungan PT KAI dengan PT Angkasa Pura II, BUMN yang antara lain mengelola Bandara Kuala Namu dan Bandara Soekarno-Hatta.
Aksesibilitas ke bandara berupa layanan kereta api, Direktur Teknik Angkasa Pura II Salahuddin Raffi mengemukakan semakin dibutuhkan mengingatkan prediksi terlambatnya penyelesaian pembangunan jalan tol ke Bandara Kuala Namu. “Kami mempercayakan kepada PT Railink untuk membangun dan mengelola KA tersebut,” jelasnya.
Manajemen PT Railink sendiri menyatakan siap melaksanakan pembangunan dan mengoperasikan kereta bandara tersebut. “Adalah tugas dan kewajiban kami untuk menjalankan penugasan pemerintah dan pemegang saham. Kami menjamin kereta bandara siap dioperasikan sebelum bandara dioperasikan,” ungkap Direktur Utama PT Railink, Masjraul Hidayat.
Pembangunan dan pengoperasian jalan KA  masuk sampai ke terminal keberangkatan dan kedatangan di bandara  ini merupakan  kali pertama di Indonesia. Pembangunan jalurnya hanya perpanjangan dari jalur kereta api eksisting, dari setasiun terdekat yaitu Stasiun Araskabu sampai ke terminal bandara sepanjang 4,9 kilometer.  Lahan untuk perpanjangan jalur ini sudah dibebaskan.
CITY CHECK-IN
Tahapan pengerjaan proyek dilaksanakan mulai Januari hingga akhir September 2012. Selain membangun jalur KA Bandara, dibangun sejumlah sarana infrastruktur di Stasiun Besar Kereta Api Medan. Stasiun KA di Medan itu kelak juga akan difungsikan sebagai terminal “city check-in” bagi calon penumpang yang ingin berangkat ke Bandara Kuaa Namu dengan menggunakan jasa angkutan kereta api.
Stasiun KA Reguler dan Stasiun KA Bandara dipisah, sehingga tidak tercampur antara penumpang ka Bandara dan KA Raguler. Di stasiun KA Bandara yang disebut City Air Terminal, akan dilengkapi dengan informasi keberangkatan dan kedatangan pesawat seperti di Bandara, selain jadwal keberangkatan dan kedatangan KA Bandaranya sendiri.
Peronnya akan dibuat steril, jadi yang boleh masuk peron hanya penumpang KA Bandara. City Air Terminal ini juga dilengkapi dengan Hotel transit dan berbagai fasilitas bagi pebisnis untuk menggelar pertemuan bisnis. “KA bandara ini untuk umum,  tidak hanya orang yang akan naik pesawat saja yang boleh naik. Siapapun boleh naik asalkan beli tiket KA bandara,” jelas Masjraul.
Manajemen PT Railink akan menyediakan 4 Set KRD eksekutif, dengan interior indah dan lega. Tempat bagasi didesain untuk dapat menampung koper besar.  Waktu tempuh Medan – Kuala Namu hanya 28 menit. Bila dibandingkan dengan transportasi jalan raya, waktu tempuh ini lebih singkat sekitar 40 menit.
Pada tahap awal akan ada 26 perjalanan KA Bandara setiap hari. Setiap rangkaian terdiri dari 4 (empat) kereta dan didesain untuk 40 tempat duduk per kereta. Jadi 1 rangkaian KRD dapat menampung 160 penumpang. 
DRPD GEMBIRA
Terjaminnya pembangunan dan pengoperasian KA Bandara itu disambut apresiasi Wakil Ketua DPRD Sumut, Chaidir Ritonga. "Ini menjadi pengobat kekecewaan masyarakat karena sudah dapat dipastikan bahwa Kuala Namu akan beroperasi tanpa jalur tol hingga 2013 mendatang. Kereta Api ini memang salah satu moda transportasi yang memang kita inginkan segera dibangun, agar akses masyarakat lebih terbuka lagi," cetusnya kepada waspadaonline.
Kehadiran KA Bandara, lanjut Chaidir, akan membuat masyarakat memiliki pilihan lain dalam transportasi dari dan ke Kuala Namu kelak. "Karena jarak jauh bila melalui jalan non tol jelas akan menghabiskan waktu masyarakat. Sementara dengan jadwal kereta api yang lebih jelas keberangkatannya akan membuat masyarakat mampu memperkirakan waktu tempuhnya ke dan dari bandara. Ini juga akan membuat investor semakin tertarik berinvestasi di sekitar Kuala Namu," tegasnya.
Karenanya, sejumlah warga mengaku penasaran untuk menikmati KA Bandara. “Cem mana rasanya ya. Ah pasti nikmat. Horas, KA Bandara!,” cetus Kristo Samosir, warga Medan. (agus wahyudin/email: h.aguswahyudin@gmail.com).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar