Bandara Kuala Namu tak hanya mengakselerasi pertumbunan ekonomi Sumatera Utara,
tetapi juga warga dan investor di sekitar bandara. Paralel dengan pembangunan
bandara, sejumlah
developer, baik kecil maupun besar, terus ekspansi
mengembangkan bisnis properti mereka di akses-akses jalan menuju bandara.
Pertumbuhan itu sudah terlihat menggeliat di kawasan arah jalan masuk
bandara di Pantai Labu. Di Jalan Pantai labu,
terdapat SPBU baru. Sedangkan di ruas Jalan Bakaran Batu, deretan
ruko baru tumbuh di kiri dan kanan jalan. Di
ruas jalan menuju bandara, sudah berdiri
pula RSU Swasta Patar Asih dengan kapasitas ratusan ruang inap, minimarket
dan rumah-rumah kos atau kontrakan.
Tak cuma itu, di
wilayah Batang Kuis yang direncanakan sebagai pintu gerbang bandara terus
ditumbuhi properti. Di sana berdiri puluhan kawasan pemukiman baik bagi
konsumen berkantong pas-pasan maupun kalangan ‘’berduit’’.
Bandara Kuala Namu juga berefek positif terhadap kemakmuran rakyat
sekitarnya. Mereka berubah menjadi jutawan bahkan miliarder baru. Perubahan
kekayaan itu akibat meroketnya harga tanah. Contohnya
di Batang Kuis. Sebelum ada proyek bandara, harga satu rantai atau 400 meter
persegi hanya di kisaran Rp10 juta, itupun belum tentu ada yang mau. Kini
tanah tersebut melonjak hingga di koridor harga
Rp50 juta hingga Rp80 juta.
KKOP
Begitu bergairahnya investasi dan kemakmuran warga, Kepala Badan
Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Deli
Serdang Irman
Dj Oemar memerlukan sinkronisasi rencana pengembangan pembangunan Pemprovsu dan
pemerintah pusat, terutama menyangkut Peraturan Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP).
(agus wahyudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar