MANAJEMEN PT Angkasa Pura (PAP) II tancap gas kencang
untuk menuntaskan proyek Bandara Kuala Namu di atas lahan seluas 1.365 hektar
di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Seluruh pekerjaan yang menjadi tugas
BUMN pengelola bandara itu terus melaju dan bisa final sebelum tahun 2012
berakhir.
Karenanya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan
mengapresiasi kerja keras Ditjen Perhubungan Udara dan PAP II dalam
penyelesaian proyek yang menelan biaya sekitar Rp5 triliun tersebut. “Kami
berharap pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu,” tuturnya didampingi Direktur
Jenderal Perhubungan Udara, Herry Bhakti S Gumay dan Direktur Utama PAP II,
Tri S Sunoko, saat meninjau proyek bandara tersebut.
Pekerjaan yang telah diselesaikan, Kepala Project
Implementation Unit (PIU) Bandara Kuala Namu Joko Waskito mengutarakan berupa
pembangunan terminal penumpang, terminal kargo, peralatan mekanikal eletrikal,
lokasi parkir kendaraan, bangunan penunjang bandara seperti gedung Pertolongan
Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PK-PPK), dan jalan di areal bandara.
“Kami tinggal
menyelesaikan interior di dalam terminal penumpang, stasiun kereta di terminal,
serta peralatan elektronika di terminal. Akhir tahun ini bisa diselesaikan
seluruhnya. Direksi dan komisaris PAP II, juga Ditjen Perhubungan Udara concern
dan terus memonitor dalam hal penyelesaiannya,” jelas Joko didampingi petugas
Humas PAP II Yudis Setiawan dan Dedi Supriyatna, Minggu (11/3/2012).
Untuk
pasokan listrik, dia menjelaskan bahwa kebutuhan Kuala Namu
sekitar 23 MW akan dipenuhi oleh pihak PLN. “PLN
sudah menyatakan sanggup karena sudah ada sumber energi baru 400 MW. Jadi
Bandara Kuala Namu hanya menyediakan cadangan jika terjadi pemadaman listrik
suatu waktu. Tidak perlu bangun pembangkit
sendiri,” jelasnya di lokasi
proyek.
Selain itu, dia
mengutarakan sudah diselesaikan pembangunan taxiway, appron dan peralatan
navigasi di bandara pengganti Bandara Polonia, Medan, itu. “Tinggal pembangunan
landasan pacu (runway) masing-masing sepanjang 3.750 meter, sehingga bisa
didarati pesawat gede semacam Airbus A380 atau Super Jumbo,” jelasnya.
Pembangunan runway itu
tahun ini bisa kelar. “Sehingga bisa saja akhir tahun ini bandara shadow
operation untuk melayani 360 pergerakan pesawat setiap hari, 8 juta penumpang
per tahun dan 65 ribu ton kargo per tahun. Untuk beroperasi penuh, bandara
membutuhkan infrastruktur lainnya seperti akses jalan menuju bandara,” ungkapnya.
Selain pembangunan infrastruktur bandara, dia
mengutarakan pihaknya juga menyelesaikan pemindahan 34 keluarga yang mendiami bekas rumah dinas milik PT Perkebunan
Nusantara II di areal bandara. Dengan pemberian kerokhiman berupa uang pindah,
warga bersedia pergi dari lokasi tersebut.
AKSES JALAN
Menyangkut akses jalan, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho mengungkapkan pembangunan jalan akses menuju dan ke bandara, mulai dari Simpang
Kayu Putih Tanjung Morawa menuju ke lokasi bandara sepanjang sekitar 15 km,
sebagian besar hampir selesai pembangunannya.
Untuk tahap awal, Kementerian
Pekerjaan Umum menyelesaikan dua lajur dari empat
lajur jalan yang direncakanan dari dan menuju ke bandara. Namun di beberapa
titik, proses pengerjaan masih terputus antara lain pada jalan nasional
sepanjang 3,5 km yang masih dalam proses pembebasan oleh Pemkab Deli Serdang.
Menurutnya, 129 warga yang menempati lahan eks-HGU pada rencana jalan arteri sepanjang
3,5 km tersebut sudah sepakat, dan tinggal menunggu proses pembayaran dari dana APBD Sumut tahun 2012. Sedangkan
pembangunan fly over pada km 13,5-14,5 sudah
proses tender, sehingga bulan ini proses
pembangunan konstruksi akan dimulai.
Mengenai
akses road tol, belum ada kesepahaman antara Pemprov dengan PT Lonsum dan PT Sucofindo yang mematok harga tidak
realistis untuk ganti rugi lahan yang mereka kuasai untuk kebutuhan jalan tol
menuju Bandara Kuala Namu.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
I Medan Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PU, Wijaya Seta,
mengungkapkan, kontrak untuk pembangunan jalan tol Medan menuju Bandara Kuala
Namu senilai Rp1,3 triliun sudah diteken. Dana tersebut bersumber dari loan (pinjaman)
China. "Kontraktornya juga dari China join dengan BUMN yaitu PT Hutama Karya
(Persero)," kata Wijaya.
Pekerjaan pembangunan jalan tol untuk mendukung operasional
Bandara Kuala Namu, kata Wijaya, dilakukan secara multi years, yang
memakan waktu 900 hari atau sekitar 2,5 tahun.
Menurut Wijaya, yang menjadi masalah untuk membangun jalan
tol adalah pembebasan lahan. Sebab, hingga kini, lahan yang sudah dibebaskan
baru mencapai sekitar 37% atau sekitar 73,23 ha dari total kebutuhan seluas
197,94 ha.
KERETA API
Secara terpisah, Direktur Utama PT Railink Masjraul
Hidayat menegaskan kereta Bandara Kuala Namu bisa dioperasikan paralel dengan
penyelesaian bandara. Perusahaan patungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT
Angkasa Pura II itu sedang mengerjakan pembangunan terminal citi check in di
Stasiun KA Medan dan pembangunan jalan kereta dari Stasiun Araskabu ke bandara.
“Sebagai perusahaan yang ditugaskan untuk menyediakan
layanan kereta bandara, kami juga menyiapkan kereta khusus bandara. Proses
tender pengadaan kereta sedang berjalan,” jelasnya.(agus wahyudin).
Usulkan dari Adam Malik
hingga Sisingamangaraja
Dalam drama melankolis Romeo dan Juliet, William Shakespeare menuliskan kutipan: ‘Apalah arti sebuah nama? Meskipun kita
menyebut mawardengan nama lain, baunya akan tetap harum. ‘
Tetapi nama untuk sebuah bandara teramat penting. Selain menyangkut urusan
identitas, juga bertalian dengan urusan administratif, dan mesti terdaftar di
ICAO dan IATA sehingga mendapatkan kode.
Kode bandar udara IATA (nama resmi: IATA
location identifier) adalah kode yang terdiri dari tiga huruf yang
digunakan untuk menandai bandara di seluruh dunia.
Kode-kode ini disusun dan diatur oleh IATA
(Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional) dan diterbitkan tiga kali dalam
setahun dalam Direktori Pengkodean Maskapai Penerbangan IATA.
Tidak
semua dari kode-kode bandar udara (bandara) IATA ini masing-masing digunakan
hanya untuk satu bandar udara. Sebanyak 323 dari 17.576 kode
yang digunakan oleh lebih dari satu bandara.
MASIH SEMENTARA
Karenanya, sebelum dioperasikan Bandara Kuala Namu mesti punya nama resmi.
“Nama Kuala Namu memang masih sementara. Kami masih menunggu finalisasi proses
penentuan nama di level Pemda Sumatera Utara,” jelas Direktur Utama PT Angkasa
Pura II Tri Sunoko kepada Harian Terbit, Rabu (14/3/2012).
Setelah satu nama didapat maka proses selanjutnya berupa penerbitan SK
Menteri Perhubungan. Setelah itu, didaftarkan ke ICAO (Organisasi Penerbangan
Sipil Internasional) dan IATA.
Anggota
DPRD Sumut, Brilian Muktar berpendapat pemberian
nama yang tepat untuk bandara perlu ditentukan melalui sebuah
diskusi formal, sehingga pengabadian nama yang ditetapkan sesuai hasil kajian
dan pertimbangan nilai historikal lainnya.
Selain nama Kuala Namu, sudah terdapat empat
nama tokoh daerah dan nasional, yang diusulkan yakni
mantan Gubernur Sumut H Tengku Rizal Nurdin, Sisingamaharaja, Adam Malik, serta Sultan
Sulaiman.
Berkas
surat dukungan dari elemen masyarakat terhadap masing-masing nama tokoh yang
akan ditetapkan menjadi nama bandara tersebut juga sudah diterima oleh
pelaksana tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho di Medan baru-baru ini. (agus wahyudin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar