Lebih dari 77 ribu pelaut lulusan Badan Pengembangan (BP) SDM Perhubungan Kementerian Perhubungan bekerja di luar negeri. Setiap tahun, mereka rata-rata melahirkan devisa untuk negara sebesar Rp16 triliun.
"Mereka bekerja di maskapai pelayaran berbendera asing dan berlayar ke seluruh penjuru dunia. Dari kapal pesiar hingga kapal pengangkut kontener dan bahan bakar. Gajinya memang gede-gedean. Dibayar dengan dolar tentunya," jelas Kepala BPSDM Perhubungan Bobby R Mamahit kepada Terbit, Kamis.
Pelaut tersebut terdiri dari 15.909 perwira dan 61.821 rating. Untuk perwira setiap tahun menghasilkan devisa sekitar 668 juta dolar, sedangkan rating 1,1 miliar dolar dolar AS. "Permintaan terhadap pelaut Indonesia ini terus meningkat dari tahun ke tahun, terutama dari kawasan Eropa. Karena ada kecenderungan penduduk Eropa nggak menjadi pelaut," jelasnya.
Karena kebutuhan besar tersebut, Bobby mengemukakan banyak perusahaan pelayaran raksasa dari Eropa dan Amerika menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan pelayaran di lingkungan BPSDM Perhubungan. "Mereka meminta taruna berprestasi. Lalu membiayai perkuliahannya, juga sudah langsung digaji. Bayangkan saja, masih mengikuti pendidikan saja, sudah digaji," ungkapnya.
Minat terhadap pelaut Indonesia, dia mengutarakan karena selama ini dikenal sebagai pekerja keras, andal, profesional, dan jujur. "Dari sisi kompetensi dan moralitas, pelaut Indonesia itu jempolan dan paripurna. Mereka menjadi duta bangsa, yang tak hanya menghasilkan devisa, tetapi juga ikut mengharumkan nama bangsa," ujarnya.
DALAM NEGERI
Menyinggung pelaut lulusan BPSDM Perhubungan yang bekerja di dalam negeri, dia mengungkapkan jumlahnya 174.821 orang, terdiri dari 98.700 perwira dan 76.121 rating. Total penghasilan perwira 98,7 juta dolar AS setahun, sedangkan rating 76,1 juta dolar AS per tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar