Senin, 27 Februari 2012

DAMRI Agresif Ekspansi ke Busway juga Angkutan Batubara


        BISNIS angkutan umum di jalan raya mengalami kelesuan. Bahkan akhir-akhir ini disorot publik karena kecelakaan beruntun. Di tengah fenomena itu, kinerja Perum DAMRI justru mengkilat dan meroket. Inovasi bisnis, strategi manajemen yang digelorakan de­ngan berkesinambungan dan konsisten, dan begitu dinamisnya membangun berbagai sumber daya menjadi modal besar kinclongnya kinerja.

        Modal besar itu terus diolah sejak beberapa tahun lalu untuk melajunya bisnis dengan delapan segmen usaha yakni buskota, bus an­tarkota, bus antarnegara, ang­kutan bandara, logistik, perintis,  wisata, serta angkutan karyawan. 
      Bisnis itu bergerak di atas roda sekitar 2.000 kendaraan. Armada itu di antaranya melayani hampir 400 trayek regular dari Aceh hingga Papua dan luar negeri, sebanyak 45 trayek di antaranya merupakan perintis, yakni melayani angkuatn hingga pelosok daerah.
        Di luar delapan segmen tersebut, Perum DAMRI juga melayani angkutan TKI bermasalah melalui kerjasama dengan Departemen Sosial, serta angkutan transmigran melalui kerjasama dengan Depnakertrans. DAMRI juga aktif dalam sinergi BUMN, antara lain dengan PT KA, Pelni, Telkom, Garuda, serta PT Pos Indonesia. Termasuk di dalamnya angkutan jemaah haji.
         “Lebih ditekankan lagi tahun 2010 dan 2011. Tahun ini dan tahun-tahun selanjutnya terus digeber, hanya saja ada perbedaan dalam pilihan prioritas utama,” ungkap Direktur Utama Perum DAMRI Ir. H. Agus Suherman Subrata, MBA, kepada Harian Terbit, saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor DAMRI Unit Paket di Jalan Pupar, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2012) pagi.
        Hadir juga dalam kesempatan itu, Direktur Teknik Bagus Wisanggeni, SH,  MM, Direktur Usaha Sarmadi Usman, SE, MM, serta Direktur Keuangan Drs.  I Ketut Mudita, MM. Mereka didampingi sejumlah kepala unit  antara lain Kepala Unit DAMRI Paket Iskandar, Kepala Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno-Hatta Julianto dan Direktur SBU Layanan Busway Karlan.
        Atraktifnya aksi korporasi, Agus Subrata mengutarakan  merupakan bagian dari menerjemahkan sekaligus melaksanakan instruksi Menteri BUMN dan Dirjen Perhubungan Darat, agar DAMRI selain menjadi stabilisator dan dinamisator angkutan umum, juga cerdas untuk agresif dalam bisnisnya.
Sejalan dengan upaya itu, maka jajaran BUMN ini tetap menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas utama.  “Kami tak hanya mendapatkan amanah, tetapi juga didukung oleh Pak Menteri dan Pak Dirjen,” jelasnya.
BUSWAY & BATUBARA
Tahun 2012 ini, Agus mengungkapkan memberi penekanan tertinggi kepada agresif untuk ekspansi dan investasi. Aksi korporasi itu tentu saja dengan tetap memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan kualitas dan kuantitas segmen usaha eksisting.
 “Kami sudah memenangkan tender busway dan mengoperasikan busway di Koridor I, VIII dan XI. Investasinya diprogramkan sekitar Rp230 miliar. Kami bertekad untuk beroperasi di seluruh koridor busway di Jakarta,” cetus mantan Direktur Keuangan DAMRI itu.
        Layanan model busway di sejumlah daerah, dia mengutarakan juga menjadi fokus agar DAMRI menjadi operatornya, seperti di Bandar Lampung, Solo, Surabaya, Bali dan Manado. Ekspansi ini dimaksudkan selain memberikan benefit buat perusahaan dan pemerintah daerah, juga lebih utama menyajikankan pelayanan memuaskan buat masyarakat,  
“Kami memiliki segala keunggulan yang dibutuhkan dalam operasional busway ini. Selain berpengalaman mengoperasikan angkutan umum sejak masa kemerdekaan, kami memiliki keandalan dalam SDM, armada, strategi bisnis, manajamen teknik, operasi, dan tentu saja kekuatan finansial,”  tutur  sarjana teknik mesin Universitas Trisakti dan ahli finansial dengan gelar MBA dari Universitas of Dallas, AS, itu.
Manajemen DAMRI juga terlibat dalam penyediaan angkutan dalam Mamimasa Project di Sulawesi Selatan. Puluhan hingga ratusan armada dioperasikan dalam program ini.
Paralel dengan ekspansi di busway dan Mamimasa Project, dia mengemukakan manajemen juga mendorong lebih agresifnya bisnis paket. “Bisnis ini kami kembangkan menjadi logistik. Kita berencana terus menambah armada dan membangun warehousing. Dalam waktu dekat, kami menargetkan melayani angkutan batubara PT Bukit Asam dan PT Antam,” ungkapnya.
        Peluang untuk menggarap angkutan batubara itu sangat terbuka karena keinginan dari PT Bukit Asam dan Antam untuk meningkatkan produksi dari sekitar 11 juta ton per tahun menjadi 60 juta ton per tahun. Selama ini, PT Kereta Api Indonesia hanya mampu mengangkut 2,5 juta ton per tahun. Karena itu, DAMRI memprogramkan pengadaan 50 dumptruck.
        Agus Subrata menuturkan pihaknya juga terus bekerja untuk menuntaskan pelaksanaan instruksi Menteri BUMN untuk mengambilalih Perum PPD. “Sejauh ini sudah ada dua skenario yang bisa dipilih yakni PPD merger dengan kami atau PPD mnjadi strategic business unit (SBU) DAMRI,” jelasnya.
TUMBUH 15%                                            
        Pengembangan dan ekspansi bisnis tersebut, Direktur Usaha Sarmadi Usman menambahkan diproyeksikan akan mendorong pelayanan dan pendapatan tumbuh 15 persen tahun ini.
        Apalagi, dia menuturkan DAMRI juga mendapatkan kepercayaan untuk mengangkut karyawan PT Gapura Angksa. Bersama PT Gapura Angkasa juga mengoperasikan bus di appron Bandara Soekarno-Hatta, serta dimungkinkan untuk dikembangkan di bandara lainnya.
        Untuk angkutan khusus bandara, mantan Kepala Stasiun DAMRI Pontianak ini menjelaskan tak hanya pengembangan trayek dari dan ke Bandara Soekarno – Hatta, tetapi juga bandara lainnya, termasuk Bandara Juanda, Surabaya, Ngurai, Bali, Bandara Internasional Lombok, Sepinggan, Balikpapan, Supadio, Pontianak, Syamsudin Noor,  Samarinda, Bandara Raden Inten, Bandar Lampung, serta bandara lainnya.
        Seiringan dengan pelayanan ini, dikembangkan pula pelayanan angkutan terpadu dengan maskapai angkutan udara, seperti PT Garuda Indonesia, Lion Air dan Sriwijaya Air. Dalam konteks ini, diterapkan tiket terpadu.
        Perihal tiket dan operasional armada, dia menjelaskan dikebut untuk seluruhnya berbasis kepada teknologi informasi (IT). “Tiketnya online. Begitu juga operasional armada diawasi dan dipantau melalui Global Positioning System (GPS),” jelas Sarmadi.
        Untuk menjamin keselamatan, dia menuturkan dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap awak armada. Selain itu, terus  digelar tes urine secara acak terhadap sopir dan kernet untuk menjamin mereka bebas dari konsumsi minuman keras dan narkoba. Awak bus juda mesti mengikuti pelatihan dan pendidikan secara berkesinambungan.
CEK KELAIKAN
        Untuk keandalan armada, Direktur Teknik Bagus Wisanggeni menegaskan setiap armada yang hendak berangkat dan baru tiba mesti diperiksa kelaikannya, termasuk rem.  Hasil pemeriksaan ditandatangani oleh kepala teknik dan kepala operasi di masing-masing unit pelaksana teknis.
        Biula diketahui bahwa armada ternyata tidak laik jalan, maka mesti segera diputuskan untuk menyetop operasi dan segera diperbaiki. “Prinsipnya kendaraan tidak boleh mogok dan celaka. Kendaraan boleh mogok hanya karena ban kempes. Kalau akibat persoalan teknis lainnya maka itu diharamkan,” cetus mantan direktur usaha DAMRI dan kepala Angkutan Khusus Bandara Soekarno – Hatta itu.
         Untuk perawatan dan perbaikan kendaraan, Bagus mengutarakan bekerjasama dengan pihak ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek), termasuk Mercedes Benz. “Ini dimaksudkan agar perawatan dan perbaikan armada sesuai dengan manual book yang diterbitkan produsen,” tegasnya.
        Dengan manual book, dia menjelaskan perawatan dan perbaikan kendaraan mesti mengikuti prosedur baku dan menggunakan komponen sukucadang orisinal, terutama komponen vital. “Karena itu, stok sparepart harus memadai, terutama barang berkatagori past moving,” jelasnya.
        Sistem perbengkelan juga dibangun dengan menerapkan standar baku. “Bengkel mesti bersih, peralatan ditata dengan baik, dan petugas mekanik harus siap 24 jam untuk bekerja. Karena itu, bengkelnya juga buka 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Tidak ada istilah hari libur,” ujarnya.
 Setiap tahun, digelar semacam sarasehan mekanik untuk sharing tentang berbagai persoalan teknik dan diformulasikan solusinya. Mereka juga secara bergantian dididik dan dilatih di institusi pendidikan di lingkungan Kementerian Perhubungan dan ATPM.
FINANSIAL
        Aksi korporasi tersebut didukung penuh dalam hal finasial. Menurut Direktur Keuangan Ketut Mudita, memang bila mengandalkan kekuatan keuangan perusahaan maka kebutuhan itu tidak mungkin tertutupi. Karenanya, disusun strategi melibatkan pihak ketiga (investor), pemda, perbankan maupun multifinance.
        Dengan potensi meraih benefit besar, ternyata banyak investor dan pemda menjalin kerjasama dengan DAMRI untuk kerja sama operasi layanan angkutan umum. Begitu juga dengan kalangan perbankan dan multifinance.
        “Dengan kredibilitas bagus kami di kalangan perbankan maka bukan hal sulit bagi kami untuk mendapatkan kucuran dana pinjaman. Dalam konteks ini, kami tinggal memilah dan memilih lembaga keuangan mana yang memang ekonomis buat DAMRI,” jelas Ketut.
                (agus wahyudin/email: h.aguswahyudin@gmail.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar