BISNIS
angkutan umum di jalan raya mengalami kelesuan. Bahkan akhir-akhir ini disorot
publik karena kecelakaan beruntun. Di tengah fenomena itu, kinerja Perum DAMRI
justru mengkilat dan meroket. Inovasi bisnis, strategi manajemen
yang digelorakan dengan berkesinambungan dan konsisten, dan begitu dinamisnya membangun berbagai sumber daya
menjadi modal besar kinclongnya kinerja.
Modal besar itu terus diolah
sejak beberapa tahun lalu untuk melajunya bisnis dengan delapan segmen usaha yakni
buskota, bus antarkota, bus antarnegara, angkutan bandara, logistik,
perintis, wisata, serta angkutan karyawan.
Bisnis itu bergerak di atas roda sekitar 2.000
kendaraan. Armada itu di
antaranya melayani hampir 400 trayek regular dari Aceh hingga Papua dan luar negeri,
sebanyak 45 trayek di antaranya merupakan perintis, yakni melayani angkuatn hingga pelosok daerah.
Di
luar delapan segmen tersebut,
Perum DAMRI juga melayani angkutan TKI bermasalah melalui kerjasama dengan
Departemen Sosial, serta angkutan transmigran melalui kerjasama dengan
Depnakertrans. DAMRI juga aktif dalam sinergi
BUMN, antara lain dengan PT KA, Pelni, Telkom, Garuda, serta PT Pos Indonesia. Termasuk di dalamnya angkutan jemaah haji.
“Lebih ditekankan lagi tahun
2010 dan 2011. Tahun ini dan tahun-tahun
selanjutnya terus digeber, hanya saja ada perbedaan dalam pilihan prioritas
utama,” ungkap Direktur Utama Perum
DAMRI Ir. H. Agus Suherman Subrata, MBA, kepada Harian
Terbit, saat menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor DAMRI
Unit Paket di Jalan Pupar, Cakung, Jakarta Timur, Kamis (23/2/2012) pagi.
Hadir juga dalam kesempatan itu,
Direktur Teknik Bagus Wisanggeni, SH,
MM, Direktur Usaha Sarmadi Usman, SE, MM, serta Direktur Keuangan
Drs. I Ketut Mudita, MM. Mereka
didampingi sejumlah kepala unit antara
lain Kepala Unit DAMRI Paket Iskandar, Kepala Unit Angkutan Khusus Bandara
Soekarno-Hatta Julianto dan Direktur SBU Layanan Busway Karlan.
Atraktifnya aksi korporasi, Agus Subrata
mengutarakan merupakan bagian dari
menerjemahkan sekaligus melaksanakan instruksi Menteri BUMN dan Dirjen
Perhubungan Darat, agar DAMRI selain menjadi stabilisator dan dinamisator
angkutan umum, juga cerdas untuk agresif dalam bisnisnya.
Sejalan
dengan upaya itu, maka jajaran BUMN ini tetap menempatkan aspek keselamatan
sebagai prioritas utama. “Kami tak hanya
mendapatkan amanah, tetapi juga didukung oleh Pak Menteri dan Pak Dirjen,”
jelasnya.
BUSWAY & BATUBARA
Tahun 2012 ini,
Agus mengungkapkan memberi penekanan tertinggi kepada agresif untuk ekspansi
dan investasi. Aksi korporasi itu tentu saja dengan tetap memberikan perhatian
penuh terhadap pengembangan kualitas dan kuantitas segmen usaha eksisting.
“Kami sudah memenangkan tender busway dan
mengoperasikan busway di Koridor I, VIII dan XI. Investasinya diprogramkan
sekitar Rp230 miliar. Kami bertekad untuk beroperasi di seluruh koridor busway
di Jakarta,” cetus mantan Direktur Keuangan DAMRI itu.
Layanan model busway di sejumlah daerah,
dia mengutarakan juga menjadi fokus agar DAMRI menjadi operatornya, seperti di
Bandar Lampung, Solo, Surabaya, Bali dan Manado. Ekspansi ini dimaksudkan
selain memberikan benefit buat perusahaan dan pemerintah daerah, juga lebih
utama menyajikankan pelayanan memuaskan buat masyarakat,
“Kami
memiliki segala keunggulan yang dibutuhkan dalam operasional busway ini. Selain
berpengalaman mengoperasikan angkutan umum sejak masa kemerdekaan, kami
memiliki keandalan dalam SDM, armada, strategi bisnis, manajamen teknik,
operasi, dan tentu saja kekuatan finansial,” tutur sarjana
teknik mesin Universitas Trisakti dan ahli finansial dengan gelar MBA dari
Universitas of Dallas, AS, itu.
Manajemen
DAMRI juga terlibat dalam penyediaan angkutan dalam Mamimasa Project di
Sulawesi Selatan. Puluhan hingga ratusan armada dioperasikan dalam program ini.
Paralel
dengan ekspansi di busway dan Mamimasa Project, dia mengemukakan manajemen juga
mendorong lebih agresifnya bisnis paket. “Bisnis ini kami kembangkan menjadi
logistik. Kita berencana terus menambah armada dan membangun warehousing. Dalam
waktu dekat, kami menargetkan melayani angkutan batubara PT Bukit Asam dan PT
Antam,” ungkapnya.
Peluang untuk menggarap angkutan
batubara itu sangat terbuka karena keinginan dari PT Bukit Asam dan Antam untuk
meningkatkan produksi dari sekitar 11 juta ton per tahun menjadi 60 juta ton
per tahun. Selama ini, PT Kereta Api Indonesia hanya mampu mengangkut 2,5 juta
ton per tahun. Karena itu, DAMRI memprogramkan pengadaan 50 dumptruck.
Agus Subrata menuturkan pihaknya juga
terus bekerja untuk menuntaskan pelaksanaan instruksi Menteri BUMN untuk
mengambilalih Perum PPD. “Sejauh ini sudah ada dua skenario yang bisa dipilih
yakni PPD merger dengan kami atau PPD mnjadi strategic business unit (SBU)
DAMRI,” jelasnya.
TUMBUH 15%
Pengembangan dan ekspansi bisnis
tersebut, Direktur Usaha Sarmadi Usman menambahkan diproyeksikan akan mendorong
pelayanan dan pendapatan tumbuh 15 persen tahun ini.
Apalagi, dia menuturkan DAMRI juga
mendapatkan kepercayaan untuk mengangkut karyawan PT Gapura Angksa. Bersama PT
Gapura Angkasa juga mengoperasikan bus di appron Bandara Soekarno-Hatta, serta
dimungkinkan untuk dikembangkan di bandara lainnya.
Untuk angkutan khusus bandara, mantan
Kepala Stasiun DAMRI Pontianak ini menjelaskan tak hanya pengembangan trayek
dari dan ke Bandara Soekarno – Hatta, tetapi juga bandara lainnya, termasuk
Bandara Juanda, Surabaya, Ngurai, Bali, Bandara Internasional Lombok, Sepinggan,
Balikpapan, Supadio, Pontianak, Syamsudin Noor, Samarinda, Bandara Raden Inten, Bandar
Lampung, serta bandara lainnya.
Seiringan dengan pelayanan ini,
dikembangkan pula pelayanan angkutan terpadu dengan maskapai angkutan udara,
seperti PT Garuda Indonesia, Lion Air dan Sriwijaya Air. Dalam konteks ini,
diterapkan tiket terpadu.
Perihal tiket dan operasional armada,
dia menjelaskan dikebut untuk seluruhnya berbasis kepada teknologi informasi (IT).
“Tiketnya online. Begitu juga operasional armada diawasi dan dipantau melalui
Global Positioning System (GPS),” jelas Sarmadi.
Untuk menjamin keselamatan, dia
menuturkan dilakukan pemeriksaan secara berkala terhadap awak armada. Selain
itu, terus digelar tes urine secara acak
terhadap sopir dan kernet untuk menjamin mereka bebas dari konsumsi minuman
keras dan narkoba. Awak bus juda mesti mengikuti pelatihan dan pendidikan
secara berkesinambungan.
CEK KELAIKAN
Untuk keandalan armada, Direktur Teknik
Bagus Wisanggeni menegaskan setiap armada yang hendak berangkat dan baru tiba
mesti diperiksa kelaikannya, termasuk rem.
Hasil pemeriksaan ditandatangani oleh kepala teknik dan kepala operasi
di masing-masing unit pelaksana teknis.
Biula diketahui bahwa armada ternyata
tidak laik jalan, maka mesti segera diputuskan untuk menyetop operasi dan
segera diperbaiki. “Prinsipnya kendaraan tidak boleh mogok dan celaka.
Kendaraan boleh mogok hanya karena ban kempes. Kalau akibat persoalan teknis
lainnya maka itu diharamkan,” cetus mantan direktur usaha DAMRI dan kepala
Angkutan Khusus Bandara Soekarno – Hatta itu.
Untuk
perawatan dan perbaikan kendaraan, Bagus mengutarakan bekerjasama dengan pihak
ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek), termasuk Mercedes Benz. “Ini dimaksudkan
agar perawatan dan perbaikan armada sesuai dengan manual book yang diterbitkan
produsen,” tegasnya.
Dengan manual book, dia menjelaskan perawatan
dan perbaikan kendaraan mesti mengikuti prosedur baku dan menggunakan komponen
sukucadang orisinal, terutama komponen vital. “Karena itu, stok sparepart harus
memadai, terutama barang berkatagori past moving,” jelasnya.
Sistem perbengkelan juga dibangun dengan
menerapkan standar baku. “Bengkel mesti bersih, peralatan ditata dengan baik,
dan petugas mekanik harus siap 24 jam untuk bekerja. Karena itu, bengkelnya
juga buka 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Tidak ada istilah hari
libur,” ujarnya.
Setiap tahun, digelar semacam sarasehan
mekanik untuk sharing tentang berbagai persoalan teknik dan diformulasikan
solusinya. Mereka juga secara bergantian dididik dan dilatih di institusi
pendidikan di lingkungan Kementerian Perhubungan dan ATPM.
FINANSIAL
Aksi korporasi tersebut didukung penuh
dalam hal finasial. Menurut Direktur Keuangan Ketut Mudita, memang bila mengandalkan
kekuatan keuangan perusahaan maka kebutuhan itu tidak mungkin tertutupi.
Karenanya, disusun strategi melibatkan pihak ketiga (investor), pemda,
perbankan maupun multifinance.
Dengan potensi meraih benefit besar,
ternyata banyak investor dan pemda menjalin kerjasama dengan DAMRI untuk kerja
sama operasi layanan angkutan umum. Begitu juga dengan kalangan perbankan dan
multifinance.
“Dengan kredibilitas bagus kami di
kalangan perbankan maka bukan hal sulit bagi kami untuk mendapatkan kucuran
dana pinjaman. Dalam konteks ini, kami tinggal memilah dan memilih lembaga
keuangan mana yang memang ekonomis buat DAMRI,” jelas Ketut.
(agus
wahyudin/email: h.aguswahyudin@gmail.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar