TAK
sekadar greget, PT Gapura Angkasa juga secara cerdas dan cepat menangkap
dinamika regulasi dan peluang bisnis. Anak perusahaan koalisi tiga BUMN ini
bersiap-siap melebarkan sayap bisnis untuk mengelola bandar udara (bandara).
Sebelumnya, BUMN tersebut menangani
pelayanan jasa bandara berupa bisnis kargo, segala urusan ground handling di sebagian besar bandara
di Indonesia. Termasuk di antaranya menyiapkan garbarata yakni belalai yang
menghubungkan terminal penumpang dengan pesawat. Juga layanan penumpang,
keamanan, pemeliharaan pesawat, dan sebagainya.
“Karena pelayanan jasa bandara merupakan
visi dan misi perusahaan, maka kami juga akan mengelola bandara,” jelas
Direktur Utama PT Gapura Angkasa, A. Soebagyo, saat ditemui di kantornya di
Gedung Dapendra Jalan Angkasa, Blok B - 12, Kav. 8, Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat,
kemarin.
Ekspansi bisnis seperti diutarakan
Soebagyo memang mengejutkan. Soalnya, PT Gapura Angkasa merupakan perusahaan
patungan antara PT Garuda Indonesia dengan dua BUMN pengelola bandara yakni PT
Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.
Tetapi Soebagyo menyatakan pemilik saham
yakni PT Angkasa Pura I dan II mendukung betul ekspansi bisnis tersebut.
Apalagi, dia menegaskan pengembangan bisnis itu berbasis kepada terbukanya
pengelolaan bandara seperti ditegaskan Undang-undang No.1 Tahun 1999.
DAERAH
TAWARKAN
Rencana bisnis pengelolaan bandara
tersebut bukan mimpi. Ternyata dua kepala daerah sudah menawarkan kepada PT
Gapura Angkasa untuk mengelola bandara sehingga menjadi komersial dan
menguntungkan bagi daerah serta perusahaan.
Begitu juga, dari Ditjen Perhubungan Udara
yang mengelola bandara tersebut sudah memberikan sinyal kepada PT Gapura
Angkasa untuk mengelola. Pelepasan pengelolaan ini karena pemerintah hanya
berwenang dalam hal pengelolaan air traffic control, sedangkan aspek komersial
bandara diserahkan kepada perusahaan.
“Di Maluku
dan Papua, banyak sekali bandara kecil yang bisa dikelola secara besar. Kami
memiliki pengalaman, kompetensi, serta sumberdaya mumpuni dalam hal pengelolaan
bandara. Pelayanan kami tak hanya prima tetapi juga world class. Jadi ini
tinggal masalah waktu yang tepat saja masuk ke bisnis pengelolaan bandara,”
cetus Soebagyo.
RA & GROUND HANDLING
Dia mengingatkan bahwa PT Gapura Angkasa
juga sudah berpengalaman sebagai regulated agent atau agen inspeksi. Dengan fungsi tersebut,
PT Gapura Angkasa memiliki kewenangan untuk memeriksa barang kargo di gudang
bandara, termasuk di Bandara Soekarno - Hatta.
Menyinggung pelayanan jasa ground handling,
dia mengungkapkan telah hadir di 24 bandara di seluruh
Indonesia dengan lebih dari dari 5.000 karyawan. “Rencananya dalam dua tahun ke
depan, Gapura Angkasa akan membuka cabang di luar negeri."
Dalam konteks dua bisnis itu, Soebagyo
menuturkan banyak perusahaan swasta yang mengajak bekerjasama. “Mereka
mengetahui betul bahwa kami kompeten serta berpengalaman dalam bisnis ground
handling dan RA,” tuturnya sambil senyum.(agus wahyudin).
Usai ISAGO, sabet penghargaan
Malaysian Airlines dan Silk Air
PT Gapura Angkasa berdiri pada tahun
1998, bergerak dalam bidang usaha penyediaan jasa ground handling pesawat udara
dengan komposisi pemegang saham PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II
masing-masing sebesar 31, 25%, serta Garuda Indonesia sebesar 37,60%.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB), 21 Desember 2010, perusahaan ini digawangi Direktur Utama
A. Soebagyo, Direktur Operasi Heru Legowo, Direktur Personalia Marco D.
Umbas, Direktur Keuangan Hariyanto, dan Direktur Pemasaran Tharian
Sedangkan di dewan komisaris, Elisa
Lumbantoruan menjadi komisaris utama, didampingi komisaris Haryoso Tjatur dan
Rinaldo J. Aziz, serta komisaris independent Edie Haryoto
Sudah 13 tahun melayani pelanggan, PT Gapura
Angkasa menjadi perusahaan semakin kokoh
dan solid. Buktinya, meraih penghargaan
dari beberapa pelanggan, lembaga sertifikasi internasional dan pemerintah. Penghargaan The IATA Safety Audit Ground Operations (ISAGO),
SNI Award tahun 2009 dan 2010 serta 15 penghargaan dari Kementerian Perhubungan
yang merupakan pengakuan atas kualitas kinerja yang baik dan konsisten.
The Air Transport Association (IATA) mengeluarkan
sertifikat ISAGO kepada 65 perusahaan di dunia. Gapura Angkasa Bandara Ngurah
Rai menjadi salah satu operator ground
handling yang menyabet ISAGO. Sertifikat kepada perusahaan yang
memiliki tingkat keamanan (safety) tinggi itu
diserahkan pada 12 Agustus 2010.
Sertifikat ISAGO
menjadi bukti kredibilitas dan tingkat keamanan perusahaan ground handling .
“Setelah kita mengantongi ISAGO persoalan berikutnya adalah mempertahankan
sertifikasi ISAGO,” cetus A. Soebagyo.
Tiap 2 tahun, IATA
melakukan penilaian kembali terhadap perusahaan. Gapura Angkasa
menargetkan seluruh ground handling di 23 bandara bersertifikat
ISAGO.
MALAYSIA, KOREA
& SINGAPURA
Pada 28 Februari
2011 maskapai penerbangan Malaysia Airlines memberikan penghargaan kepada PT
Gapura Angkasa wilayah Juanda, Surabaya, Jawa Timur, sebagai The Best Ground
Handler. Penghargaan itu diserahkan ke General Manager Gapura Angkasa wilayah
Surabaya, Padang Baskoro.
Selain penghargaan
jasa pelayanan bandara terbaik secara umum, dalam acara yang digelar di kantor Malaysia
Airlines di Sepang, Malaysia, tersebut juga diberikan penghargaan kepada mitra
Malaysia Airlines per wilayah. Untuk wilayah Asean, penghargaan diraih I Wayan
Palguna Warsa, dari Gapura Angkasa Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Bertempat di
Sheraton Hotel Bandara, pada 25 Maret 2010, Korean cargo Air melalui Mr. Choe
Jae Kyung selaku Area Manager Korean Air Indonesia menyerahkan plakat
penghargaan ( award of excellence) kepada Direktur Utama PT Gapura Angkasa
Bapak Soebagyo.
Plakat penghargaan
tersebut diberikan untuk pelayanan dan penanganan pesawat Freighter dan Cargo
(Freighter and Cargo Handling Services) selama tahun 2009 yang telah dilakukan
dengan prima oleh Gapura Angkasa.
Gapura Angkasa semakin mengukuhkan dirinya
sebagai salah satu penyedia jasa ground handling terbaik di Indonesia. Silk Air
memberikan penghargaan kepada Gapura Angkasa cabang Bandara Selaparang, Mataram,
dalam acara yang digelar Kamis, 1 Oktober 2009, di Sheraton Resort Senggigi, Lombok.
Apresiasi The Best Ground Handling of 2008
dari perusahaan penerbangan Singapura itu diserahkan langsung oleh Senior
Manager Operation Silk Air Singapore, Mr. Goh Boon Hwe kepada General Manager
Gapura Angkasa Selaparang, Edwin Setyo
Wibowo.(agus wahyudin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar